Ketika
kita ditugaskan oleh Kepala sekolah untuk membuat soal Penilaian Tengah
Semester atau Penilaian akhir semester, arsip Bank soal kita tinggal di buka
dan jebred langsung diserahkan tanpa disertai dengan kisi-kisinya. Maksudnya apa ini? Ujug-ujug muncul soal itu.
Apa tujuannya membuat soal itu?, kompetensi mana yang akan dipakai, dan
indicator pencapaian kompetensi apa yang akan di ukur?
Yuuk kita
kembali ke laptop! Mengapa kita harus membuat kisi-kisi penulisan soal ?
Berdasarkan Permendikbud no 23
Tahun 2013 Pasal 13 dinyatakan bahwa
Prosedur
penilaian proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik dilakukan dengan
urutan:
a.
menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah disusun;
b.
menyusun kisi-kisi penilaian;
c.
membuat instrumen penilaian berikut pedoman penilaian;
d.
melakukan analisis kualitas instrumen;
e.
melakukan penilaian;
f. mengolah, menganalisis, dan
menginterpretasikan
Adapun
fungsi dari penyusunan kisi-kisi soal adalah sebagai berikut:
1. Panduan/pedoman dalam penulisan soal yang hendak disusun
Pedoman penulisan soal meurupakan aspek tepenting ketika guru hendak memberikan
soal kepada siswa, pedoman tersebut akan menjadi acuan bagi guru dalam penulisan
soal sehingga akan memudahkan dalam pembuatan soal.
2. Penulis
soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.
Tes merupakan bahan evaluasi guru terhadap keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran yang disampaikan, guru dalam mengevalusi peserta didik akan
memberikan soal tes evaluasi yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan
pencapaian evalusi terhadap pembelajaran tertenu. Dalam pembuatan soal yang
menggunakan kisi-kisi, penulis akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan
tujuan tes.
3. Penulis
soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal yang relatif sama, dari segi
tingkat kedalamannyas segi cakupan materi yang ditanyakan.
4. Penulisan
kisi-kisi berfungsi untuk menselaraskan perangkat soal, sehingga hal ini juga
akan mempermudah dalam proses evaluasi.
Kisi-kisi
yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
3. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.
Tahapan penyusunan Kisi-kisi
Indikator Pencapaian Kompetensi
Menurut
Standar Proses pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22
Tahun 20017, indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ini berarti indikator pencapaian
kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan
oleh siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Dengan demikian indikator pencapaian
kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD. Hal ini sesuai dengan
maksud bahwa indikator pencapaian kompetensi menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.
.
Indikator soal
Berhubung
dalam penyusunan IPK masih bersifat luas, contoh Siswa dapat Mendeskripsikan Pengertian Ilmu ekonomi dengan
benar. Di Indikator soal menjadi siswa dapat menunjukkan pengertian ilmu ekonomi menurut Adam Smith.
Sehingga Indikator
soal merupakan rumusan pernyataan sebagai bentuk ukuran spesifik yang menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO).
Dalam praktiknya, penggunaan kata kerja operasional untuk setiap indikator
harus disesuaikan dengan domain dan jenjang kemampuan yang diukur.
Format kisi-kisi yang lengkap adalah sebagai berikut :
No
|
KD
|
Materi
|
IPK
|
Indikator soal
|
Taxsonomi
(Ranah)
|
Butir soal
|
Kunci
|
Score
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Namun sebagai bentuk efisiensi dalam pencetakan maka butir soal dapat disipkan sebagai lampiran.
Demikian kira-kira sekilas info yang dapat saya sampaikan.
Terima kasih atas dibacanya dan semoga kita menjadi guru yang benar-benar professional
Penulis
Iwan Rudi Setiawan