Oleh
Iwan Rudi Setiawan
Setiap Guru dan ASN pasti akan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya atau biasa disebut dengan tupoksi, dan pegawai akan menolak jika pekerjaannya tidak sesuai dengan tupoksinya.
Guru dan ASN akan berusaha datang ke tempat kerja tepat waktu dan pulang tepat waktu pula, sebab jika guru datang terlambat maka banyak siswa yang dikorbankan, demikian pula jika pulang terlalu cepat bisa mengganggu siswa di kelas lain.
Selanjutnya seorang Guru dan ASN akan melaksanakan pekerjaannya sebaik mungkin untuk meraih karier dan prestasi. Hal tersebut dikarenakan Pegawai dalam bekerja memiliki aturan dan kode etik yang harus dipenuhi.
Zaman dahulu aktivitas Guru dan ASN jarang diketahui oleh atasan atau rekan kerjanya, sehingga sering ditemukan seorang Guru dan ASN tidak masuk selama berminggu-minggu tanpa alasan. Atau tidak pernah menyerahkan administrasi karena mungkin tidak diminta oleh atasannya. sehingga menimbulkan kecemburuan bagi pegawai yang rajin.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka pemerintah dalam upaya mengukur kinerja dan memberikan motivasi. Maka di keluarkanlah peraturan Gubernur provinsi Jawa Barat no.8 tahun 2021 tentang Tambahan Penghasilan bagi Pegawai negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Peraturan tersebut di tandatangani oleh Gubernur Jawa Barat pada tanggal 29 Januari 2021.
TPP itu sendiri bertujuan agar Guru dan ASN meningkat kesejahteraan dan motivasi kerjanya. Bagi pimpinan TPP itu bisa mengukur seberapa tingginya tingkat kinerja bawahannya.
Implementasi mengukur tingkat kinerja pegawai maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan aplikasi TRK (Tunjangan Remunerasi Kinerja) bersama KMob (Kehadiran Mobile).
Melalui aplikasi TRK setiap Guru dan ASN harus mengisi aktivitas harian, seperti untuk guru adalah mengisi aktivitas merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil, melakukan bimbingan dan melatih siswa serta Aktivitas tambahan. Bagi kepala sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru BP-BK, Kepala Perpustakaan dan Kepala Laboratorium memiliki aktivitas tambahan. Dimana aktivitas tersebut harus mencapai minimal 9000 menit per bulan. Sedangkan aktivitas bulanan nya melaporkan Indikator Kinerja Individu (IKI), Pengisian review 360, Kuesioner Kinerja GTK dan pengisian minat karir GTK.
Sedangkan KMob untuk mengecek kehadiran Guru dan ASN, masuk dan pulang selalu tercatat dengan lokasi yang sudah ditentukan dan perekaman wajah pegawai, Bagi pegawai yang memiliki kepentingan pribadi bisa melakukan ijin datang terlambat dan pulang cepat, sedangkan yang memiliki tugas keluar bisa mengajukan dinas luar penuh atau masuk kantor dahulu kemudian dinas luar atau dinas luar dahulu dan pulang masuk kantor.
Di bulan berikutnya rapot dari kinerja akan terlihat baik oleh pimpinan maupun pegawai itu sendiri rapot nya itu memuat Nilai kinerja, Nilai SKP, Nilai IKI, Nilai pribadi, Total menit aktivitas utama dan total menit aktivitas tambahan. Nilai perilaku, Orientasi pelayanan, komitmen, kerja sama, inisiatif kerja, aktivitas negatif dan IKP.
Dengan demikian, setelah melihat fitur dan laporan yang disajikan melalui TRK, maka seyogyanya Guru dan ASN tidak perlu lagi repot- repot menyusun rencana Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), dan target yang harus dicapai yang biasanya dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu di awal januari dan di awal bulan juli.
Melalui aplikasi-aplikasi tersebut pada akhirnya Guru dan ASN wajib memiliki smartphone android yang mumpuni, tidak bisa menggunakan HP kentang, yang memori internal nya sangat kecil, karena setiap Aktivitas harus mendokumentasikan melalui foto-foto, bahkan harus menyimpan file dokumen, melalui word, excell maupun Pdf.
Tidak sedikit Guru dan ASN lainnya sering kehabisan memori Notifikasinya di HP. Kehabisan ruang atau memori tidak cukup. Hal tersebut dikarenakan intensitas penggunaan video dan foto sehari-hari lebih banyak digunakan apalagi ditambah aplikasi-aplikasi lainnya. sehingga bisa mempengaruhi kinerja internet, jadinya koneksi melambat.
Melalui TRK semua aktivitas terutama aktivitas guru sudah dapat diisikan, namun masih banyak Guru dan ASN yang tidak dapat menerjemahkan butir aktivitas yang dapat di input di kinerja nya misalnya seperti guru aktivitas menyusun Instrumen identifikasi awal dan assesment diagnostik atau Menyusun analisis konteks/EDS/SWOT satuan pendidikan.
Benar, bahwa bagi generasi Baby boomer aktivitas melalui TRK ini merepotkan. Dan tidak sedikit yang merasa masih gagap teknologi. Sehingga Aktivitas TRK ini bagi baby boomer banyak yang menentangnya, beda lagi dengan generasi millineal yang selalu wellcome, dengan setiap perubahan teknologi.
Saat ini banyak guru dan ASN yang nilai kinerja lebih dari 80 % di mana pada bulan september nilai kinerja nya dinilai sangat buruk. Semoga melalui TRK ini dapat direalisasikan menggandakan TPP yang telah diterima pada bulan-bulan sebelumnya, dan benar-benar dapat mensejahterakan Guru dan ASN serta dapat memotivasi kinerja guru dan ASN
Semoga Jabar juara lahir batin bisa terwujud.