Literasi Guru

Literasi Guru
luka-liku ke profesian guru Ekonomi

Jumat, 14 Agustus 2020

Merdeka Belajar, siswa belajar daring semua ikut pusing

 

Oleh; Iwan Rudi Setiawan

Saat Ir. Sukarno dan Drs. Moch. Hatta, memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia, Semua masyarakat Indonesia bersorak bergembira. Karena pada saat itu merasakan telah terbebas dari belenggu penjajahan. Beda Lagi dengan Mas mentri Nadiem Makarim yang membuat kebijakan Merdeka belajar, semua masyarakat bingung, celingak-celinguk, tidak mengerti, maksud Merdeka Belajar itu apa maksudnya? terbebas dari penjajahan siapa? Apakah sebelumnya tidak merdeka?

Dikarenakan Nadiem Makarim adalah pendiri aplikasi GOJEK, maka masyarakat akan membayangkan bahwa pembelajaran itu seperti dalam aplikasi. Guru sebagai driver  Ojek nya dan siswa sebagai pemesannya. Ternyata tidak seperti itu, namun tetap kedua belah pihak harus menggunakan internet.

Munculnya Wabah covid-19. Dimana sekolah harus tutup untuk mencegahnya virus corona, dan diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sementara PJJ itu harus menggunakan internet. Guru,  Siswa dan orang tua jadi bingung yang akhirnya menjadi pusing,

 Maka semakin menjadi-jadilah. Bagi masyarakat bisa dikatakan internet itu barang mahal, banyak orang tua yang mengeluh tentang pembelian dan pemakaian kuota bagi anak-anaknya. Belum Handphone yang digunakan masih handphone lama, yang hanya bisa berteleponan dan SMS. Sehinggga diperlukan lagi biaya untuk membeli handphone android, yang harganya relative agak mahal. Sementara usaha yang biasa dilakukan juga harus dihentikan.Semakin pusinglah orang tua yang memiliki 3 anak bersekolah. Selama ini setelah berlangsung PJJ selama 1 (satu) bulan, pada umumnya anak-anak memerlukan biaya sekitar Rp. 100.000,00 (serratus Ribu) Jika anaknya 3 berarti 300 ribuan yang harus dikeluarkan oleh orang tua.

Orang tua bukan hanya biaya saja yang harus dikeluarkan tapi juga harus turut serta membimbing anaknya, bahkan orang tualah yang harus mengajarkan kembali pelajaran yang disampaikan oleh Bapak/Ibu gurunya. Sementara ilmu orang tua tidak ter update, sehingga apa yang dipelajarinya jaman dahulu berbeda dengan jaman sekarang. Semakin bertambah pusinglah orang tua, apalagi orang tua yang tidak sabaran, sementara anaknya sering tidak memerhatikan.

Sedangkan menurut dirjen gtk kemendikbud dalam web sitenya menyatakan bahwa  “Merdeka belajar itu artinya unit pendidikan yaitu sekolah,guru-guru dan muridnya punya kebebasan. Kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar mandiri dan kreatif”

Sayang dalam hal ini masih banyak guru yang kurang trampil dalam menjalankan computer, pada umumnya hanya mampu unduh dan temple, belum ke modifikasi.  Guru masih bisa sebatas menempelkan link-link dari website atau dari youtube. Pada akhirnya hubungan atau interaksi antara guru dan siswa boleh dikatakan tidak ada.

Kebanyakan Guru menggunakan aplikasi Classroom, dari aplikasi tersebut, sebenarnya guru bisa berinovasi. Banyak tutorial tentang penggunaan aplikasi pembelajaran jarak jauh misalnya penggunaan antara power point dengan fastone. Melalui aplikasi ini guru bisa mengajar selayaknya di kelas dengan suara orsinil dari gurunya, atau melalui bandicam. Dengan bandicam selain kita bisa mengajar dengan powerpoint bahkan wajah kita pun bisa muncul. Maka jelas sekali interaksi antara guru dan siswa bisa terjalin. Siswa tidak merasa belajar dengan handphone, melainkan betul-betul terasa di bimbing oleh gurunya.

Penggunaan yang lebih mewah adalah dengan aplikasi Zoom cloud, pertemuan antar muka lebih terasa walaupun dengan jarak yang berjauhan, namun dengan menggunakan aplikasi ini guru dan siswa tidak merasa bebas, karena pada saat berlangsung pembelajaran semua harus ada dalam satu ruang (walaupun ruang maya) dan waktu yang tertentu.

Beda lagi dengan menggunakan classroom, guru dan siswa bisa bebas melakukan aktifitas pembelajaran, siswa bisa mengerjakan kapan saja, dimana saja, dan belajar mandiri serta kreatifitasnya betul-betul sangat dibutuhkan, disinilah letak merdekanya belajar. Namun sayangnya, terkadang siswa banyak yang mengabaikan dan tidak segera menyerahkan tugas, kalaupun menyerahkan tugas dilakukan tengah malam, karena siswa mengambil kuota malam agar biaya internetnya murah.

Dengan dicanakannya merdeka belajar semoga para guru termotivasi untuk bergerak mengikuti jaman yang ada, dan mampu melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, sehingga siswa  dimasa yang akan datang memiliki kemampunan berpikir kritis, analisis, membandingkan, menggenarilasikan, memprediksi dan menyusun hipotetis

 

Guru SMA Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

Purnabhakti,Purnakarya, Purnatugas

 Seseorang yang sudah melampaui batas usia kerja akan diberhentikan oleh instansi atau lembaga pemberi kerja. Mengapa harus dibatasi? Secara...